LANGKAH MENYUSUN BUKU SECARA SISTEMATIS

 

PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI



Pertemuan ke-15

Senin, 20 Juni 2022

Gelombang 25

Judul: Langkah menyususn Buku secara Sistematis

Narasumber: Yulius Roma Patandem, S.Pd.

Moderator: Mr. Bams


Bismillahirrohmaanirrohim 

Jari tanganku dari tadi bolak-balik nuthul huruf demi huruf di atas laptop, tapi selalu ku delet. selalu nggak nyambung kalimatku...ide yang pas belum muncul di pikiran saya. Ya Alloh mudahkan kegiatankt untuk menulis di blog..doaku yang keluar lirih dari mulitku. bisa...bisa..pasti bisa...itu yang sebutkan. samapi-sampai putraku menertawaiku.    

Materi hari Senin, 20 Juni 2022 membahas tentang Langkah menyusun Buku secara Sistematis, yang disampaikan oleh Bapak Yulius Roma Patandem S.Pd. dan dimoderatori oleh Mr. Bams. 

Mengenal Bapak Yulius Roma Pantandem, S.Pd. beliau berasal dari tanah Toraja. Dan tentunya dengan prestasi yang dimilikinya.

Dalam sebuah media online Pedoman Media dalam sebuah artikel dengan judul Mengenal Yulius Roma Patandean, Penulis & Editor Profesional asal SMAN 5 Tator, diketahui beliau lahir  lahir di Salubarani, Tana Toraja, 6 Juli 1984. Ia menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007). Saat ini sementara melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja. Belaiu adalah guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja sejak tahun 2015.

Bapak Yulius, adalah seorang penulis yang cukup produktif. Beberapa buku telah berhasil diterbitkan seperti Guru Menulis Guru Berkarya (Penerbit Eduvation, 2020). Buku kedua yaitu Digital Transformation yang diterbitkan oleh salah satu penerbit mayor, penerbit ANDI Offset.

Topik kita adalah Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis. Saya meyakini bahwa sistematisnya cara kita menyusun naskah buku tidak terlepas dari tertatanya alur pikiran/ide yang kita tuangkan di naskah tersebut. 

Artinya, sebelum memulai tahapan penyusunan naskah untuk dibukukan, teman-teman semua pasti sudah memiliki kumpulan naskah di laptopnya masing-masing. Tidak apa-apa berserakan dulu, kumpulkan saja seperti mengumpulkan dedaunan yang berserakan di halaman. Nantinya, akan saling terkait satu sama lain ketika mulai menata naskah.

Caranya menyusun naskah buku itu agar sistematis?  pertama adalah......*Siapkan naskahnya dulu, pastikan naskah buku dalam ukuran kertas A5 telah terkumpul minimal 40 halaman (standar UNESCO) dilengkapi BAB-BAB_nya 

 (Penjelasan Narasumber berdasarkan pertanyaan peserta)

Teknik Menyambung

1. Strategi menyambung kembali menulis yang mandeg. Menulis ketika lagi senang atau tanpa beban. Walau terkadang hilang ide, lanjut saja menulis. Pada saat editing ide akan kembali pada tempatnya.

2. Strategi untuk membuat judul yang tepat dan relevan. Konsisten menuliskan naskah atas judul yang telah disiapkan. Buat judul pendek/singkat. Judul yang paling berkesan biasanya lebih singkat. Judul pendek mudah diingat dan seringkali bisa lebih menggugah dan kuat daripada judul yang lebih panjang.

Strategi Konsisten

1. Cara menumbuhkan konsistensi dalam menulis ini: fokus, bangun minat menulis dan miliki motivasi bahwa saya harus menghasilkan sebuah buku ber-ISBN. Awalnya memang tersendat oleh karena banyak faktor, seperti pekerjaan, capek, kegiatan sosial, dan lainnya. Konsistensi akan ada seiring minat menulis telah ada. Jika ada kendala, jangan mundur.

2. Buku solo, sebagai buku pertama. Mulailah promosikan ke rekan-rekan kerja di sekolah atau komunitas. Tulisan ada pembaca atau tidak, hanya masalah  menunggu waktu.  Akan ada masanya buku itu terbaca. Ambil hikmahnya saja bu, terus menulis, pasti bisa. Selama niat menulis ada.

Trik membaca naskah saat mengedit dan mengenalkan Buku

1. Trik saya adalah membaca naskah ketika mengedit. Contoh: Bisa saja Bab 5 cocoknya ada di Bab 2. Demkian halnya dengan sub judul. Kadang sub judul itu ada di bab lain, tapi cocoknya di bab sebelum atau sesudahnya. Dan tidak menutup kemungkinan, ada sub judul yang justru menjadi Bab. Ini terjadi ketika kita menulis tanpa outline yang ditentukan sebelumnya. Namun jika sebelumnya sudah ada outline penulisan, maka kita akan fokus.

2. Perbanyak promosi saja, misalnya lewat media sosial. Adakan kampanye menulis buku di sekolah, dengan demikian teman-teman lain akan penasaran. Selebihnya cetak buku dan simpan di perpustakaan sekolah. Memulai dari hal-hal kecil.

 Tulisan tidak selesai, Self Editing

a. Ini pertanyaan sulit. Saya mulai kena imbas tulisan tidak selesai.  Selama ini saya fokus menulis di akhir pekan dan hari Minggu selepas ibadah. Waktu lainnya saya manfaatkan jam tidak masuk di kelas di sekolah.

b. Ada ide, langsung tulis. Tak ada kertas, rekam di HP.  Ketika mencapai 40 halaman A5, membacanya kembali dan memberikannya judul.  Baiknya menulis itu ada Outline, walaupun outline itu bisa berubah seiring isi tulisan. Selama ini, saya memilih self editing dengan tetap mengikuti pedoman dari penerbit. Nanti penerbit yang memberikan penyesuaian seperlunya.

c. Baiknya gunakan foto karya sendiri. Jika gambar dari internet, pilih yang creative commons. Jika mengutip, cantumkan di daftar pustaka. Bukan hanya dari buku, termasuk dari jurnal dan sumber internet lainnya.

Teori menulis Bapak Yulius Roma Patandean

1. Dalam menulis dan menyelesaikan tulisan, masih memegang prinsip CLBK. Apa itu CLBK?

2.  Menulis tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa ada percobaan.  COBA untuk menulis adalah satu kata romantis. Dengan mencoba maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.

3. Percobaan, mendorong kita untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Kemudian, lakukan dengan segera. Praktekkan sekaligus, bairkan ide itu mengalir bersama jari-jari mungil kita. Melakukan proses lebih dalam membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan ditulis.

 4.  Menulis harus menjadi budaya.  BUDAYAKAN!

Seperti  orang Toraja, mengenakan sarung dalam berbagai aktifitas adalah bagian dari budaya yang tidak bisa terpisahkan dari perjalanan hidup. Menulis juga harus menjadi budaya yang menyatu dalam perjalanan hidup. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya. Sebuah buku yang terbit dari penerbit.

5. Budaya seperti yang khalayak ramai pahami tentunya adalah kebiasaan. Menjadi kebiasaan belum tentu pula akan memberi dampak positif jika tidak ada konsistensi pelakunya. KONSISTEN adalah langkah pamungkas dalam teori menulis. Budaya menulis yang baik adalah ketika konsisten dalam prakteknya.

6. Coba, Lakukan, Budayakan, Konsisten, inilah yang saya sebut CLBK dalam menulis. Istilah ini boleh menjadi pemberi semangat dan pendorong kepada teman-teman untuk memulai, meneruskan dan menciptakan karya tulisan.

 7.  Minimal dari esume materi-materi yang telah disajikan puluhan narasumber  bisa menuju naskah solo.

8.  Cara sistematis yang  lakukan dalam menyelesaikan tulisan?

9.  terdapat dalam tautan youtube narsum berikut ini.

      https://youtu.be/eePQwyHAcjw

10. https://youtu.be/jXPr59aWJSc

11. Menyelesaikan tulisan akan terjadi oleh karena konsistensi dalam menulis. Jadi, romansa menulis terasa indah ketika CLBK menjadi bagian tidak  terpisahkan dalam proses mengumpulkan percikan-percikan ide kita, kemudian kita susun secara sistematis.


 Alhamdulillah Tunai sudah meresum

Palangka Raya, 25 Juni 2022

Edisi belajar menulus

Komentar

Postingan Populer