MENERBITKAN BUKU SEMAKIN MUDAH DI PENERBIT INDIE
PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
Pertemuan ke-18
Senin, 27 Juni 2022
Gelombang 25
Judul : Menerbitkan Buku semakin Mudah di Penerbit Indie
Narasumber: Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.
Moderator: Mutmainah
Bismillahirromanirrhiim.
Sebagai istri dan emak😍😍😍😍
hari ini Senin, 26 Juni 2022, kami meniatkan diri untuk berpuasa sunah. saya puasa dengan putraku, sedangkan suamiku tidak bisa ikut karena pekerjaan yang dijalani belum memungkinkan untuk ikut puasa sunah.
Pukul 15. 15 WIB setelah solat Asar, saya berusaha mulai ke dapur untuk mempersiapkan kudapan buka nanti sore. Karena ingat kalau nanti malam jadwal pelatihan "Belajar menulis" saya lekas memasak. Suamiku reques panggang ikan Patin, Anakku minta Gorengan pisang...oo saya akan memasak itu semua..agar permata hatiku merasa bahagia bisa makan bersama dengan kudapan kesukaannya dan saya bisa menyediakannya.
Ya... masak sederhana, ala emak-emak yang sebisanya. Akhirnya saya muali dari memasak sayur sop kentang, worte, buncis, plus tomat,, biar segar rasanya. Dan Suami saya membantu memasak nasinya. Singkat cerita, jam di dinding menunjukkan pukul 17. 15 03 menit semua sudah beres, sudah lengkap hidangan. tinggal menunngu waktu Magrib. Alhamdulillah nikmat rasanya.
Nikmat makan bersama
Nikmat makan hasil memasak sendiri
Nikmat karena merbuka puasa.
Setelah solat Isa' saya membuka laptop dan langsung menuju di post " Belajar menulis PGRI" asuhan OmJay dan tim solidnya.
Alhamdulillah Pemateri malam ini,
Bapak Brian, Beliau sudah membimbing saya dan teman-teman untuk belajar membuat blog. karena saya memang dari pemula jadi perlu pendampinga terlebih dahulu. Beliau merupakan peserta gelombang ke-4 di Pelatihan menulis PGRI ini. Dan untuk mengawali pelatihan ini Mbak Mutmainah membukanya dengan sapaan kepada Bapak narasumber dah dilanjutkan menyapa peserta pelatihan. serta dilanjutkan mempersilakan Bapak Bria untuk memulai belajar materi malam ini.
Materi Buku Terbit
Peserta pelatihan diharapkan menghasilkan buku solo. Menerbitkan buku solo sebagai salah satu syarat lulusnya pelatihan ini. mengingat untuk sekarang ioni menerbitkan buku tidak sulit lagi alias mudah.
Mengapa menerbitkan buku dikatakan mudah?
Menurut Bapak Brian: karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi.
Mari simak lebih lanjut ciri-ciri penerbit indie
Bagi penulis pemula tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri.
Memang kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya-biaya untuk mendapat fasilitas penerbitan, atau jika ingin cetak ulang, tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapa fasilitas penerbitan yang memuaskan
Tips, berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie
● Biaya penerbitan
● fasilitas penerbitan
● Batas maksimal jumlah halaman
● Ketentuan dan Biaya cetak ulang
● Apakah dapat Master PDF
● Jumlah buku yang didapat penulis
Jadi silakan hal-hal tersebut disesuaikan dengan kondisi/keinginan bapak/ibu masing-masing
Mengapa saya membantu mengubungkan bapak/ibu ke penerbit indie ?
Silakan disimak gambar di bawah ini,
Saat itu (Juli 2020) saya melihat bapak/ibu peserta yang belum tahu mau menerbitkan buku dimana. Kemudian terdapat juga beberapa cerita kasus yang saya dengar
Ada yang sudah mengirim naskah ke suatu penerbit, namun kemudian tidak jelas kabarnya. Bahkan hampir setahun menunggu, tidak ada kejelasan apakah betul-betul akan diterbitkan atau tidak
Ada juga yang menemukan penerbit namun biayanya luar biasa mahal, sampai berjuta-juta
Melihat kasus-kasus tersebut maka saya membantu bapak/ibu memilihkan penerbit yang sudah terpercaya dengan harga terjangkau dan mengawal sampai naskah terbit menjadi buku.
Saya memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Depok dan Penerbit Malang. Saya sudah pilihkan penerbit yang enak banget. Kinerjanya sudah tidak diragukan lagi. Hasil cetakannya bagus. Bapak/ibu bisa buktikkan sendiri. Bapak/ibu tidak perlu mengalami hambatan, karena ada saya yang mengawal dan menjamin buku sampai terbit.
Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi makanan sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.
Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut
Naskah pasti diterbitkan ✅
Proses penerbitan mudah dan cepat ✅
Memang kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya-biaya untuk mendapat fasilitas penerbitan, atau jika ingin cetak ulang
Tips, berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie
● Biaya penerbitan
● fasilitas penerbitan
● Batas maksimal jumlah halaman
● Ketentuan dan Biaya cetak ulang
● Apakah dapat Master PDF
● Jumlah buku yang didapat penulis
Jadi silakan hal-hal tersebut disesuaikan dengan kondisi/keinginan bapak/ibu masing-masing
Tabel
Dari table tersebut dapat disimpulkan bahwa Penerbit Depok cocok untuk bapak/ibu yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, tidak berencana cetak ulang, sekadar untuk pribadi saja, sehingga tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Di sisi lain, Biaya penerbitan yang terbilang murah membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.
Penjelasan tenang Penerbit
Penerbit Malang cocok untuk bapak/ibu yang berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.
Terkait ketentuan menerbitkan buku di 2 penerbit rekanan saya tersebut, bisa lihat link-link postingan blog saya berikut
walaupun sekarang ini menerbitkan buku ber-ISBN perlu waktu yang cukup lama (3-4 bulan)
Kelengkapan Naskah yaitu:
1. cover ( judul buku dan nama penulis saja),
2. Prakata,
3. daftar isi (tanpa nomor halaman),
4. profil penulis,
5. sinopsis
Semuanya digabung dalam 1 file word
Jika nanti bapak/ibu ingin mengirim naskah buku
ke salah satu penerbit rekanan saya tersebut, silakan kirim japri ke WA saya
(Bpk Brian)
Berikut ini buku-buku karya peserta belajar menulis PGRI yang sudah
terbit lewat penerbit Depok:
https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2021/06/galeri-buku-karya-peserta-belajar.html
Pertanyaan Saya
P3
Selamat malam Bapak Brian. Saya Rumiati Gelombang 25
Mohon pencerahan tentang kewajiban peserta pelatihan untuk membuat buku
solo.
1. Apakah diharuskan
membuat buku solo tersebut?
2. Yang saya dengar dari
teman kalau hasil resum kita ini akan dibukukan menjadi buku solo, apakah ini
yang dimaksud ?
Jawaban 1. Iya harus, jika ingin mendapat sertifikat pelatihan ini
2. Iya betul, untuk membuat buku solo bisa dari kumpulan tulisan resume
selama pelatihan ini. Resume-resume tersebut digabung dalam 1 file word
disertai kelengkapan naskah. Jadi deh naskah buku solo
Penutup
sebagai penutup, menerbitkan buku sekarang mudah karena ada penerbit indie. Jadi jangan takut untuk menerbitkan buku jika kita punya naskah. Jangan hanya disimpan di folder dalam laptop saja. Siapa tahu orang lain menyukai atau bahkan membutuhkan tulisan kita.
Di sisi lain, kita harus tanggung jawab dengan tulisan kita yang akan
diterbitkan. Harus dibaca ulang lagi sebelum dikirim ke penerbit. Siapa tahu
ada yang masih perlu diperbaiki. tentu tidak boleh dong dalam naskah buku ada
singkatan-singkatan seperti: utk, tdk, yg, dan lainnya
Alhamdulillah...
Palangka Raya, 27
Juni 2022
Rumiati. Edisi
belajar menulis
Wis bu rumiati seperti nya udah bisa lanjut buku solo nih.. Resume nya makin hari makin oke.. Yukk bu segera melaju..
BalasHapusBahu membahu di dapur, saling dukung mewujudkan mimpi. Semangat terus bunda
BalasHapusMantap bu Rumi, selalu semangat.
BalasHapusSenang ada Gafari di rumah ya.
Mantap bunda, resemunya bgs
BalasHapus