Kelopak Terbuai
Kau jiwa yang merangkak
Memaksa nafsu tuk menggapai rindu
Mata nanar tertuju di sudut-sudut pilu
Menatap, mengharap sesuatu yang semu
Kau jiwa yang bergejolak
Darahmu mendidih membakar hasrat
Di jalanan kau kobarkan api
Tanpa kau tengok belaian angin sepoi
dan tatapan sinar sendu
Kau sibak dengan silat lidah dan ekspresimu
Begitu kaku yang kian menderu
Jiwa yang muda namun rapuh
Semikan kelopak mudamu dengan butiran embun
yang berada di sekelilingmu
Bukalah pintu dan jendela cakrawala yang membentang biru
Lunakkan segumpal darah di ragamu
Tuk dapat ditata dengan kasih rindu
Ingatkan esok penuh warna duniamu
Isi jiwamu dengan hati yang putih
Sebelum langkahmu membelit jiwamu
Karena bongkahan-bongkahan kerikil tajam merusakmu
Jangan kau biarkan terberai asamu
Jangan biarkan hidup pilu menghadangmu
Bawa dirimu ke padang hijau penuh tetesan embun
Agar kelopak bungamu mekar tanpa pengganggu.
Untuk itu dengarkan suara kalbu yang memanggilmu.
(Hiu Putih Rumi, 07 Maret 2023...untuk anak-anak mudaku)
Komentar
Posting Komentar